Matahari siang ini tak
henti-hentinya memancarkan sinarnya yang mahadahsyat, tetapi cuaca yang kurang bersahabat
ini tak mengurungkan niat anggota klub basket untuk terus latihan .
“Venus.. threepoint ven !”
teriak Malia dan blashhhhhh bola itu
dengan sempurnanya masuk ring .
“weww Venus ! mantaaapp ! ” sorak
Ria sambil bertepuk tangan, Venus tersenyum tetapi ia terlihat kurang sehat, ia
memegangi kepala dan perutnya, langkahnya gontai, mukanya pucat .
“ehhh knapa lo Ven, sakit ya
muka lo pucat gitu ? Ria menghampirinya
“udah nggak usah dipaksain
istirahat dulu aja lo yah..” saran Alfi “perlu gue telfonin pacar lo?”
sambungnya. Venus menggeleng, dengan papahan Alfi, Venus beristirahat di
pinggir lapangan yang teduh dan munculah Mars, pacar Venus . padahal Alfi tadi tidak
jadi menghubunginya .
“Ven, kamu kenapa sayang? Tanyanya
“gapapa” jawabnya lemah
“gapapa gimana, mukanya
pucat gitu kayak abis ngeliat setan” Mars meletakkan tangannya di kening Venus “panas
juga lagi kamu bey, ayook pulang sekarang ya”
“sore aja ya Mars, abis
selesai latihan ini, aku kan wonderwoman, kuat” Venus tersenyum, ia merasa rasa
sakitnya berkurang jika ada Mars .
“yauda tapi jangan dipaksain
main, aku temenin yaa disini, tapi minum obat ini dulu, kayaknya kamu
kekurangan darah deh”
“tapi bey..”
“tapi bey kan pahit, itu kan
yang mau diomongin,uuhhh udah hafal aku, dasar udah gede masih aja takut minum
obat” Venus meminum obat itu, lalu ia memandang kearah lapangan, namun
pikirannya melayang-layang, ia lalu pergi ke toilet ditemani Ria .
Sesampainya di toilet, Venus
menghela nafas saat melihat gumpalan mirip keju berwarna kuning menempel di
celana dalamnya, ia memikirkan yang terjadi pada dirinya, Venus memang tidak
pernah memeriksakan diri ke dokter, ia bukan takut sama dokter tapi takut sama
diagnosisnya, sebenarnya ia tau itu ciri-ciri penyakit kelamin Candida albicans,
sebuah penyakit keputihan yang tidak normal akibat infeksi yang disebabkan oleh
jamur Candida albicans , dan kalau sudah parah bisa jadi pencetus kanker rahim
. Venus memang dulu sering mengabaikan kebersihan organ intimnya. Venus takut..takut nerima kenyataan itu dan juga takut merepotkan orang lain
. Badan Venus juga sekarang sudah susah diajak kompromi, capek dikit pasti
pucat, terus pingsan . Namun sepertinya bukan karena penyakit itu saja, apa ada yang salah juga sama darah yang mengalir di
tubuh Venus ?
Venus
malu, yaa ia malu, ia kuliah jurusan kesehatan masyarakat, tapi ia sendiri tidak
sehat . Venus sakit ! sebuah kenyataan yang pahit .
Venus mencari-cari Mars di
kantin kampus, tak lama ia menemukan sosok yang dicarinya
“haii bebey, tumben deh
nggak ngerokok abis makan” tegur Venus kepada Mars yang kelihatannya habis
makan
“ada yang ngumpetin rokok
aku gitu deh bey, ngeselin yahh” jawab Mars, sambil mencubit gemas pipi Venus
“hahahahaa peace !!” Venus
mengangkat jari telunjuk dan jari tengah bersamaan .
“hahahaaa udah yuuk pulang,
takut kemaleman nyampe rumah” Mars dan Venus lalu menyusuri jalanan ibukota
dengan motor sport milik Mars . entah mengapa sepertinya Venus sangat takut
kehilangan Mars saat itu, perasaannya tiba-tiba sedih, tapi tidak ia tunjukkan
.
“Mars, punya kenalan tukang
parkir ga ?
“engga, knapa bey?
“itu pengen minta tolong, hati
aku nih kan udah mentok banget di kamu, minta suruh dia jagain supaya tetap
begini ”
“eaaaa cewe aku gombal
banget hhhaha” Mars tertawa mendengarkan gombalan Venus “nggak perlu tukang
parkir, ada Allah yang selalu jagain hati kita” Venus memeluk Mars dari
belakang
‘Ya Allah..jika waktunya
nanti Kau ingin membawaku kembali, jagalah dirinya, dia orang yang baik ’ doa
Venus dalam hati
Untungnya
saat itu Mars memakai jaket kulit, kalo tidak ia pasti bisa merasakan tetesan
air mata Venus.
Esok harinya Venus dikejutkan sama 3 makhluk centil
yang sudah wangi-wangi, kontras banget sama Venus yang baru bangun tidur, iler
juga masih lengket
“woy Ven, ayoo bangun, kita shopping yuukk !” seru Alfi
“iyaa, sono cepetan mandi, di Grand Indonesia lagi
sale !” sambung Malia
“ho’oh” jawab Venus yang masih ngumpulin nyawa
“yee ni bocah, ayoo cepet mandi” kata Ria sambil
nyeret-nyeret Venus masuk kamar mandi
“lahh katanya mau ke GI ko malah lewat sini ?” kata
Venus sambil mandangin jalanan ibukota yang macet
“kita mau ke RS dulu, jengukkin temennya ade gue”
jawab Alfi
“wahh pasti temen ade lo itu ganteng yaa, ampe lo
jengukkin gini, hhaha”
“lumayan, brondong sob! Hahaha”
Mobil Alfi berhenti di RS pondok indah, mereka lalu
masuk kedalamnya, menyusuri lorong rumah sakit, tapi mereka bukan menuju
bangsal ruang rawat inap melainkan ke ruang pemeriksaan dokter .
“ayoo masuk” kata Malia
“ehh salah ruangan woy, ini bukan ruang rawat inap”
seru Venus
“masuk dulu aja deh yukk” Ria mengandeng tangan Venus
masuk keruangan itu
“selamat siang, ayoo duduk” kata seorang wanita yang
dilehernya tergantung stetoskop
“siang dok”
“ayook diperiksa dulu yaa, kamu pasti yang namanya Venus”
sambil menunjuk ke arah Venus
“i-iyaa dok”
“gue sama alfi nunggu diluar yaa, lo ditemenin sama
Ria yaa” Malia dan Alfi meninggalkan ruang itu, hening sesaat .
“saya sudah tau sedikit tentang kamu dari keponakan
saya, Ria . boleh saya periksa
sekarang?”
Dokter itu pun memeriksa Venus dan ditambah
serangkaian tes, Venus ingin secepatnya mengakhiri semua ini, ia berusaha untuk
tidak marah dulu ke Ria, Melia dan Alfi dengan ini semua, tidak enak dengan
dokternya .
“Begini..” kata dokter itu sambil membenarkan
kacamatanya
“maaf Venus,
apa kamu tidak keberatan Ria mendengar diagnosis ini?
“lanjut aja dok, Ria teman baik aku ini” jawab Venus
lemas
“menurut serangkaian pemeriksaan tadi, kamu..kamu
terkena candida albicans di organ reproduksimu, tapi ini mudah untuk
disembuhkan . hmm di dirimu yang parah justru..kamu menderita kelainan darah, Leukimia..”
Tangan gue terasa dingin, Ria menutup mulutnya dengan
kedua tangan tanda dia shock mendengar kata tantenya itu .
“ohh gitu, yauda makasia yaa dok” Venus berdiri meninggalkan
ruangan itu, pikirannya kacau, ia tidak tau lagi omongan dokter itu
selanjutnya, ia sudah tidak peduli
“maksud lo semua apa bawa gue kesini hah! Mau ngeliat
gue lemah ! bentaknya
“bukan gitu maksud gue Ven, kita cuma pengen...”
“halahh udahlah, gue nggak suka sama cara yang kayak
gini, temen macem apa lo, gue nggak mau.................”
Venus pingsan.
“hauss..” kata gue lemah
“Ven..Venus alhamdulilah akhirnya kamu bangun juga,
ini diminum dulu” Mars berada tepat disamping ranjang ini, sepertinya Venus
berada dirumah sakit, ia meneguk air yang diberikan Mars sambil menatap
pacarnya itu.
“Mars, kamu abis nangis?”
“hah? Aku ? engga, tadi kena debu, payah nih rumah
sakit debunya banyak “ jawab Mars berbohong
“masa sih? udah berapa lama aku disini?”
“3 hari Ven”
Seminggu sudah Venus menjalani pengobatan di rumah
sakit, selama menjalani pengobatan tersebut Venus selalu ditemani keluarganya,
Mars dan juga Ria, Alfi, Malia, Venus sudah memaafkan mereka, toh niat mereka
baik, kondisi Venus pun membaik dan ia sudah diperbolehkan pulang, ia pun sudah
mulai masuk kuliah lagi.
“Ven, lo nggak boleh kecapean lagi yaa, awas lo !
ancam Malia sambil mengepalkan tangannya
“hhaha iya iyaa wonderwoman mau nyantai dulu deh” jawab
Venus
“Ven, pacar tuh! Seru Malia, Mars pun menghampiri
mereka .
“Mars, maaf nggak bisa nemenin kamu latihan futsal
tadi” sesal Venus
“gapapa sayang, yang penting kamunya kan slalu ada
disini nih” Mars menunjuk dadanya .
“aiihhh envy yah sama pasangan ini, mauuuu!” rengek
Alfi
“lagian lo udah 4 tahun masih aja belom move on ! “
kata Venus, Mars, Ria dan Malia bersamaan
“wahh sialan lo yaa semua!” Alfi meninju pelan mereka
satu-satu.
“Guys, gue sama Venus duluan yaa, mau ke rumah sakit” pamit
Mars, Venus hanya tersenyum, senyumnya manis sekali, lebih manis dari biasanya,
Mereka berlalu pergi, Ria, Alfi dan Malia masih bisa melihat mereka dari
kejauhan, mereka masih bisa melihat Mars yang meraih tangan Venus dan ditaruhnya
tangan tersebut ke dadanya, sehingga Venus bisa merasakan detak jantung Mars,
Venus tersenyum manis menatap Mars .
Dirumah sakit ternyata sudah menunggu orang tua Venus,
Venus pun masuk sebuah ruangan untuk menjalani Kemoterapi, sementara itu orang
tua Venus berbicara serius kepada Mars .
“ nggak mungkin om umur Venus tinggal beberapa hari
lagi, nggak mungkin!” pekik Mars , Mamanya Venus menangis, Papanya mencoba
tegar .
“Om juga nggak percaya dengan ini semua Mars, tapi ini
yang dikatakan dokter kepada kami”
Venus menonton pertandingan basket di pinggir lapangan
yang teduh, ia tak kuat dengan sinar matahari yang begitu menyengat, wajah
Venus terlihat pucat tetapi senyumnya begitu indah, ia bersama Mars, sebenarnya
Mars tidak mengizinkan Venus untuk menonton pertandingan ini, tetapi Venus
bersikeras untuk melihat teman-temannya bertanding, selama pertandingan tangan
mereka selalu mengenggam satu sama lain .
“Mars, tim aku menang ! mereka menang!” seru Venus
sambil loncat-loncat kegirangan
“selamat yaa Venus, aku ikut seneng” Mars memeluk
Venus, mereka berpelukan tetapi lama kelamaan pelukan Venus melemah, Venus
pingsan .
“Veeeeeeeeeennnusssssssssssssssssssssss!!!”
Hari ini hujan. Venus meninggal. Mungkin ini jalan
terbaik dari Allah untuknya. Mata Mars terlihat sembab, tatapannya menerawang
ke arah batu nisan yang bertuliskan ‘Venus Melodisya’ .
Orang tua Venus menghampiri Mars, mereka menyerahkan
sepucuk surat berwarna biru, surat itu ditemukan di atas kasur Venus, Orang tua
Venus pun lalu pamit pulang, dengan gemetar Mars perlahan membuka surat itu, ia
membacanya .
Dear, Mars Arika Yaaqub :)
Heyy caplang, ihh jelek ah kalo cengeng gitu, slow
Mars.. aku baik-baik aja disini .
Hmm.. Ternyata Allah tidak mengizinkan aku memilikimu
dalam waktu yang lama, sangat singkat sekali rasanya aku merasakan kebahagiaan
itu, namun.. aku bersyukur sempat merasakan secicip rasa bahagia ini.
sekarang aku tidak bisa tertawa bersamamu,
menertawakan hal konyol yang kita lakukan berdua.
Sekarang aku
tidak bisa membaca pesan singkat di pagi
hari yang berisi kalimat indah yang kamu kirimkan sewaktu aku sudah tertidur.
Sekarang aku tidak bisa memarahimu untuk tidak
begadang.
Sekarang aku tidak bisa menyeka keringat di wajahmu
saat kamu selesai bermain futsal .
Sekarang aku tidak bisa memanjat pohon jambu di depan
rumahmu .
Sekarang aku tidak bisa menyembunyikan rokok milikmu
lagi.
Sekarang aku tidak bisa sepayung berdua denganmu lagi dikala
hujan .
Sekarang aku tidak bisa mendengar kamu bernyanyi dan
menyandarkan kepalaku dipundakmu .
Maafin aku yaa sekarang aku tidak bisa apa-apa, tapi
sepertinya aku masih bisa melihatmu dari jauh, jauh sekali..aku pun tidak tahu
seberapa jauhnya itu.
Sudah, sekarang hapus cairan yang keluar dari matamu,
aku tidak mati, aku hidup bersama senyummu .
Yang selalu menjewer telingamu
Venus
Air mata Mars menetes
membasahi surat yang dipegangnya,terasa sesak di dadanya, Mars berkata dalam
hati , ‘bukan hanya bersama senyumku, tapi kamu akan terus hidup dan berakar
dihatiku..Venus..’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar