Memandangi seorang laki-laki yang penuh rahasia
Aku amat lelah berderu dalam diri
Tersungkur dari kegelisahan yang menyisa
Mendapati diri masih terserak sendiri
Nyatanya dirinya mampu meluluh lantahkan beberapa partikel ditubuh
Otak dapat berkelit mati-matian memaknai
Namun hati nurani berbisik melakukan penolakan semu
Dirinya yang begitu khidmat tiap membahas yang sakral
Sementara aku dengan segala keterbatasan ini
Hanya dapat merapihkan berulangnya mimpi-mimpi
Entah apakah rasa hanya ada dalam kata-kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar