Kamis, 22 Desember 2016

Curhat wanita

Serius mau lepas dia,
dia ganteng loh, godanya
Cerdas dan agamanya lebih baik dibanding gue

Trs dengan memaksa sekuat tenaga buat ga sayang lagi sama dia
Punya jiwa kok strong banget
Kalo gue jadi elu blm tentu gue bisa kaya elu ay yg rela gitu aja nahan perasaan
Susah lah, gue pernah nangis kok
Tapi gue inget kata dia dulu
"Jgn pernah nangis lg karna cowok"


Kalo nyatanya dia tau dan milih lu gimana ?
Temuin bokap gue lah

Apa ga bikin kecewa temen lu itu
Ya ampun, gue ga kepikiran sampe sana

Makanya kan. Yg difikirin juga gimana temen lu kalo tau lu naksir parah sama dia
Semoga ya ay keputusan ini terbaik buat eluuu

Kita ga tau jodoh..
Ngelupain perasaan sepenuhnya sih engga ya, ditahan aja biar ga mengembang, karna dia jg blm taken kan . ntar kalo udah taken baru diapus bgt

Selasa, 15 November 2016

Tawa

Seringkali, kita menghabiskan waktu jumpa dengan sekedar bercerita. Bukan. Bukan saling bercerita seperti seharusnya, karena kamu hanya sibuk mendengarkan saja. Aku berceloteh tentang banyak hal, dan kamu tak pernah bosan mendengarkan semua cerita, juga semua doa di sela-selanya.

Terkadang aku memaksamu bercerita. Bercerita tentang apa saja. Semua cerita itu tak pernah benar-benar penting buatku, karena kehadiranmu adalah yang paling penting, dan mencintaimu tetaplah menjadi bagian terfavoritku dari semua cerita. Karena bahagia selalu sederhana. Bahagia menuliskan tiap lembar yang tersisa pada buku harianku dengan seluruh cerita-ceritamu, lalu menyelipkan beberapa bagian penting di dalamnya; sepertiga dengan namamu, sepertiga dengan namaku, dan sepertiga lagi dengan doa tentang kita. Tanpa perlu dipisahkan dari masing-masing bagiannya.

Belakangan, betapa aku merindukan suara kita yang tertawa, yang bahkan aku hampir lupa bagaimana bunyinya.

Rabu, 09 November 2016

Rasanya baru kemarin

Rasanya baru kemarin, kamu meraih, mengenggam tanganku
Rasanya baru kemarin, kamu mencubit pipiku

Rasanya baru kemarin, kamu menemaniku menonton drama korea, walau kamu nggak pernah paham ceritanya
Rasanya baru kemarin, aku menemanimu mengerjakan tugas e-learningmu, walau pendapatku nggak pernah digubris
Rasanya baru kemarin, kamu memintaku untuk dibuatkan secangkir kopi, walau kamu harus memohon terlebih dulu
Rasanya baru kemarin, aku memintamu untuk membukakan pagar kosku yang berkarat, walau sudah terlalu malam

Rasanya baru kemarin, kita semangat berolahraga
Rasanya baru kemarin, kita bertukar cerita
Rasanya baru kemarin, kita tertawa
Rasanya baru kemarin, kita bersama

Kamis, 27 Oktober 2016

Kicauan malam hari

Dibalik glamornya kehidupan designer favorit kita
Kita nggak pernah tau apa sebenernya sedang mereka rasakan
Menyiapkan design terbaru
Begadang dengan detail-detail koleksi
Bisa saja mereka pun lelah, atau merasa kosong?

Ya..Setiap manusia punya drama masing-masing

Termasuk aku
Mereka bilang "enak banget udah kerja, gajinya gede lagi"
Mereka ngga pernah tau perjuangannya
Berangkat sebelum matahari terbit, pulang matahari sudah enggan muncul lagi

Seperti kamu
Yang mereka bilang "enak banget meeting di cafe, waktunya fleksibel, ketemu klien-klien terkenal"
Mereka ngga pernah perjuangannya
Naik kereta, lanjut uber, ganti sneakers dengan heels

Mereka nggak pernah tau, tapi setelah membaca ini smoga mereka mengerti

Minggu, 23 Oktober 2016

Meet & Greet with Anniesa Hasibuan (again)




Event Meet & Greet with Anniesa Hasibuan ini bertajuk "Review about D'JAKARTA at New York Fashion Week Spring Summer 2017" Bertempat di FJ Bistro & Deli, FJL Building Kemang, Jakarta Selatan.

Sahabat Anniesa Hasibuan

Anniesa Hasibuan akan menampilkan karya D'JAKARTA sebanyak 48 koleksi dari @anniesahasibuandaily di event bergengsi Jakarta Fashion Week 2017 pada tanggal 28 Oktober 2016 jam 15.30 di Fashion Tent, Senayan City, Jakarta Selatan.

Berbeda dengan Jakarta Fashion Week tahun lalu, kali ini Anniesa Hasibuan akan tampil tunggal, tidak digabung dengan koleksi dari designer lainnya. Tentu bakalan puas banget melihat koleksi-koleksinya dong !

Since 2015



Thanks for having me Mba Anniesa Hasibuan :)

Baca juga postingan aku juga di mudamedia.com

Jumat, 09 September 2016

Berbeda

Ya Allah, percayalah..
dia juga mencintaiMu
dia hanya menyebut namaMu dengan sebutan yang berbeda..

Senin, 08 Agustus 2016

Jaminannya?

Kaget
Manangis sedih
Sedihnya..
Tak banyak yang dapat di tampakkan

Berserah diri?
Komitmen?
Apa jaminannya jika saling menunggu pasti akan bersatu
Apa jaminannya jika saling berkomitmen pasti akan diridhoi oleh-Nya

Selasa, 26 Juli 2016

Siput

Siput memang bergerak dengan sangat lamban.
Namun hebatnya, dia masih terus bergerak bukan?

-Unknown-

Minggu, 08 Mei 2016

Apapun tentangmu

Aku masih ingat saat kita bertukar cerita tentang diri kita sendiri untuk pertama kali.
Hanya kita berdua. Cukup lama. Lalu aku entah sejak kapan menjadi pendengar ceritamu nomor satu. 
Apa pun tentangmu, aku ingin tahu.
Aku ingin menjadi yang kau butuhkan. Yang selalu kau cari saat kau perlu sandaran. Yang selalu kau minta untuk datang, sekadar memberikan belaian, menenangkan. Yang selalu kau ingat, saat kau sedang butuh genggam dan pelukan.
Kau mengajarkan lebih tabah dari air mata
untuk fokus pada hal-hal yang penting
Kau hanya perlu ada atau sesekali mendoakanku
Karena sesungguhnya kegembiraanku, kesedihanku hanya perlu didengarkan oleh jantungmu


Minggu, 17 April 2016

Yakin

Aku yakin, aku juga akan ikut bahagia
Tapi mungkin saat ini hatiku sedang binggung saja

Selasa, 22 Maret 2016

Gak Peka

Ku berikan cinta
tapi kau tak mengerti,
Aku harus gimana lagi
aku hanya jadi perantara cintamu
kamu gak peka dengan perasaanku

Aku berikan perhatian kasih sayang
tapi bagimu dia tetap tak tergantikan
Ku hanya jadi yang kedua
Tempat curhatan tentangmu dan dia

Dia terkenal player
tapi kamu tetep sayang
Sebrengseknya dia bagimu
Dia tetap pahlawan,
Aku tak mengerti ku harus gimana lagi

Dari sekian waktu bersamamu
Ku hanya jadi tempat curhatan mu
Kau pilih dia kamu gak peka

Kau tak menyadarinya tetap ku berikan cinta
Ku berikan cinta tapi kau tak mengerti
Aku harus gimana lagi
Aku hanya jadi perantara cintamu
Kamu gak peka
dengan perasa setiap waktu dan detik
Kau hanya sebut namanya
Namun ku sangat kecewa
Aku tak ingin
Ku mati rasa

Ku kan jadi malaikat setiap malam
Ku jaga hatimu dari kesedihan
Cintaku bukan las
Bukan karbitan
Ku tetap berikan cinta

Aku simpan semua rasa kecewa
Aku hanya ingin liatmu bahagia
Aku tak peduli
dengan mereka bila kau butuh
Ku selalu ada

Ku tak peduli
Kata mereka bila kau butuh
Ku selalu ada

-Young Lex-

Minggu, 20 Maret 2016

Mumu Huhu Pupu (Part 2)

Aku sekarang mengerti jika sebanyak itu wanita yang memperebutkan hatimu
Ternyata kau memiliki magnet yang amat kuat, yang mampu menarik erat
Apalagi jika ditatapmu dari jarak dekat

Rabu, 02 Maret 2016

Tak Kemana mana

Awal cerita yang selalu bahagia
Adalah skenario yang ditawarkan cinta
Namun hanya Tuhan yang tau kemana
Perjalanan ini kan bermuara nantinya...

Kita sedang bahagia
Jangan buang waktu menerka-nerka akhir nya
Tenang aku disini selama kau disisi
Aku berjanji tak ke mana mana

Mungkin saja esok mungkin saja lusa
Mungkin saja dunia sekejab jadi berbeda
Perasaan dan segenap cinta yang kau
dan yang aku punya
Kan tetap sama . . .

Masa depan yang aku inginkan
adalah membahagiakanmu
Mulai hari ini...

Bagai bulan dan bintang kita takkan terpisahkan 
Kita trus bersama warna kita selalu terang itu jadi pegangan 
Janganlah pikirkan masa depan yang jauh 
Tujuan masih jauh, nikmatilah saat ini 
Tawa bahagia kita bersatu kan kupegang tanganmu serta pelukkanku
Cerita nanti biar nanti syukuri ini dulu

Kita sedang bahagia
Jangan buang waktu menerka nerka akhir nya
Tenang aku disini, selama kau disisi
Aku berjanji mulai hari ini hingga tua nanti

Tak kemana mana
Tak kemana mana

Senin, 08 Februari 2016

Hal-hal yang tidak selesai

Banyak hal yang tidak selesai dalam dunia ini. Banyak sekali yang ditinggalkan  begitu saja tanpa ada sebuah kesimpulan atau akhiran. Tidak ada yang mengetahui apa jalan akhirnya. Semua itu misteri, semua itu saling tersambung satu sama lain, hanya saja kita tidak diberi tahu alasan mengapa banyak hal tidak selesai.

Kita hanya melihat apa yang terlihat di mata kita. Kita hanya mendengar apa yang sampai di telinga kita, kita hanya mengerti apa yang otak kita ingin cerna. Manusia itu terlalu takut untuk mengetahui apa yang tidak sesuai dengan apa yang dia ingin dengar dan lihat. Manusia itu takut dengan kenyataan. Terbuai dengan harapan yang mungkin sebenarnya itu tidak ada. Mungkin ada baiknya kalau kita itu membuai diri dengan harapan agar kita tidak menjadi terlalu realistis dan sakit karenanya.

Mana yang lebih enak? Menjadi terbuai oleh pengharapan yang belum tentu ada ataukah menjadi orang yang realistis dalam bertindak dan berpikir. Namun pada akhirnya sama saja kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Yang berpengharapan besar tetap saja akan kecewa dengan pengharapan yang tidak kunjung datang lalu menjadi pahit. Yang realistis sudah pahit sedari awal. Mana yang mau kamu pilih?

Hal-hal yang tidak selesai itu terlalu banyak. Atau kita bisa berkata hal itu tidak selesai karena kita terlalu berpengharapan lebih akan sebuah kejelasan akhir cerita yang mau kita punyai. Padahal sebenarnya tidak pernah ada yang selesai di dunia ini kecuali kalau kamu mati. Mungkin begitu.

Senin, 25 Januari 2016

Gulma

Tak apa kau mengira aku sesibuk itu
Tak apa kau mengira aku sok seleb diluar sana
Tak apa kau mengira aku tak mempedulikanmu

Aku hanya tak mau menjadi gulma
Kau tak pernah tau, bersikap seperti ini amatlah sulit
Kau tak pernah tau, ternyata aku rindu


Kamis, 21 Januari 2016

Senin, 18 Januari 2016

Nasturtium

Aku tak pernah menyangka kau akan mengakar begitu kuat di dalam kepalaku
Dapatkah kita berbincang lebih lama ?

Jumat, 15 Januari 2016

Agapanthus

Jika memang dia bukan orang yang tepat, 
jangan biarkan perasaan megah di dadaku ini kian pekat

Senin, 11 Januari 2016

Teman Kecil

Dikutip dari instagram : @saridezra  https://www.instagram.com/saridezra/





Ketika pertemanan berlangsung lama, bahkan sejak kecil. Mustahil rasanya tidak muncul perasaan yang berbeda. Dan kau tau tidak mungkin mengelak dari rasa itu. Berkah atau malah menjadi kutukan?


****




-KEIRA-

Hi, kenalin namaku Aleiza Keira biasanya sih dipanggil Kei atau kiki. Kata orang aku sedikit tomboy, ya gimana ngga temen mainku Dari kecil ya cuma si Azka dan Theo, bahkan sampai mau lulus SMA gini.. .

Ngomong-ngomong soal mereka, Azka Ahmad orangnya alim alim gitu, ya secara bapaknya aja pemuka agama di desa kami. Tapi dia enak kok diajak main, ngga kaku, Lagi pula dia pendengar yang baik. Lain Lagi dengan si Theo Yusuf, orangnya Pinter sih, Pinter dalam artian sebenarnya. Selain itu dia seolah menjadi moodbooster kami, joke nya ngga bakal ada habisnya.. .

Kami tumbuh bersama, besar bersama. Hal yang lain yang aku takutkan pun ikut tumbuh, iya, aku mengakuinya, aku menyukai salah satu Dari mereka. Mungkin ini sebuah kesalahan, tapi apa dayaku, aku juga seorang remaja yang juga bisa merasakan cinta. Mengungkapkannya pun bukan solusi yang bagus, aku sering membaca ketika suatu persahabatan diselingi oleh cinta, maka rasanya tak Lagi sama.

yang aku benci dari diriku sekarang adalah aku selalu canggung, tak seperti dulu yang bisa bebas melakukan apa Saja pada mereka. Selalau menampilkan sisi terbaikku, berusaha sempurna di depan mereka. maksudnya di depan orang yang aku suka. Entahlah, apa aku sanggup menyimpannya sendirian, atau harus berani mengambil risiko itu.
Hei, UN di depan mata Kei!


****


- KEIRA-


Ujian Nasional yang kita lalui dengan mudahnya, ngga mudah mudah banget sih menurut gue yang kepintarannya paling rendah di antara kedua sahabatku itu. dilanjutkan dengan kepusingan memilih jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi. Yang aku tau, kita memang memilih jalan masing-masing sesuai dengan yang kita inginkan, tapi satu hal yang aku tidak ketahui. Salah satu Dari teman ku memilih untuk merantau jauh di luar pulau. . "berarti kita pisah nih?" - yaaah, sayang banget sih udah samaan sejak TK. Aku tak tau apa aku sanggup untuk tak melihatnya sehari, melihat teman yang diam-diam begitu aku spesialkan. Tapi apa dayaku, itu pilihannya. dañ aku hanya temannya. teman yang ingin dispesialkan juga. .



Apa yang aku takutkan dengan jarak? toh, setiap lebaran kita juga bisa ketemu.. .

Tapi, apa aku harus mengungkapkannya sekarang? atau terus menyimpannya sendirian? Ah, kalau aku tau soal hati akan serumit ini, aku tidak akan pernah membiarkannya tumbuh sebesar ini...


****





-KEIRA-

Sudah hampir sebulan masa awal-awal perkuliahan ku dan Theo berlangsung. Dan saat itu pula Azka harus pergi untuk menunaikan kewajibannya juga sebagai Mahasiswa di luar pulau. Untuk pertama kalinya kami berpisah sejauh dan Selama Ini.. .

Pada hari itu juga aku memutuskan untuk mengungkapkan apa yang aku rasa, menurutku Ini saat yang tepat. toh kalaupun dia menolakku, setidaknya aku tak bertemu dengan nya lagi untuk sementara waktu. .

Tapi, seperti yang aku duga. Dia tak mengerti sama sekali apa maksudku, aku bingung. Nyesek, Memalukan sekali, aku menyesal telah menyatakannya, kalo aku tau akan berakhir seperti Ini. BTW, Selamat jalan Azka, kamu beneran ngga peka atau...


****




-AZKA-

Aku tak pernah menyangka kamu seberani itu. Mengungkapkan persaanmu padaku. Apa aku yang kurang peka, atau aku terlalu takut bermain rasa hingga akhirnya aku kenyingkirkannya. .


Tapi sungguh, aku hanya menyayangi sebagai sahabat. menjagamu bagai adik yang lugu. mungkin nasihat-nasihat itu benar. bahwa persahabatan antara lelaki dan wanita tak pernah mungkin bisa terjadi, pasti ada rasa yang bermain halus di sana. Dan Islam membatasi kontak dua manusia bukan mahram agar hati tak ikut berikat.. mungkin kita salah. .

Kata abi, Pacaran itu cuma mempermainkan wanita, berusaha menjaga perasaannya padahal ia bukan siapa-siapa. Berusaha menjadi yang terbaik untuk orang yang tidak ada tanggung jawabmu padanya. aku disuruh fokus di studiku. lagian kalau udah jadi pacar, kita mau ngapain? cari status?

.


****





-THEO-


Kamu tau? Selama Ini aku sabar kamu nomor duakan. aku berusaha menjadi orang konyol agar terus bisa melihat kalian tersenyum, terutama kau Kei. Aku tau Dari dulu kamu emang sayang sama Azka, aku sangat sadar itu. dan kau pun coba menyembunyikannya. itupun yang aku alami. sama persis. tak dianggap. .

kamu tak pernah tau kan apa alasannya aku tak mengambil beasiswa itu dan memilih untuk sekampus denganmu. agar aku bisa terus dekat, dan bisa menjagamu. Tapi apa gara-gara kamu ditolak Azka, semuanya kau limpahkan ke aku? Kau tak sedikitpun membalas pesanku, malu? canggung lagi ketemu denganku gara gara kejadian itu? iya, cinta di persahabatan kita sepertinya memang cobaan. dan aku salah telah mencintaimu, sahabat yang seharusnya tetap jadi sahabat. .

Sekarang kau berubah, kau memilih kita pisah. pisah untuk menata hidup yang belum terarah. oke, aku akan menghilang Dari kehidupanmu, berusaha tak peduli lagi. mungkin Ini Kali pertama dan terakhir aku menangis di hadapanmu. selamat tinggal Kei, aku pikir kita saling mengenal.




***





-KEIRA-

tanpa terasa waktu berjalan begitu Saja. Tiga tahun ini aku seakan tenggelam pada rutinitas kampus yang menyesakkan.. Seolah tidak ada kesempatan untuk bernafas lega. yah seperti keluhan Mahasiswa kebanyakan..

Hei, tapi aku melewatinya dengan luar biasa. Beruntungnya aku memiliki teman seperti Bia yang selalu membimbingku untuk mengenal Islam dengan lebih baik. tempat ku menampung segala penat kehidupan. dia adalah sahabat sebenarnya. jaga terus dia ya Allah.

Mengenai sahabat-sahabatku itu, aku benar benar kehilangan kontak. Azka yang sekarang aku tau sudah menyelesaikan studinya, dan aku terlalu canggung menyapanya Lagi setelah kejadian itu. sedangkan Theo? Dia benar-benar menunaikan janjinya, sesekali bertemu tapi dia berlalu, seolah tak pernah kenal seperti dulu. Maafkan aku Theo, aku tak pernah bermaksud begitu, aku hanya salah cara menyampaikannya. aku kehilanganmu. rindu tingkah laku konyolmu. maafkan karena aku tak pernah tau. Tapi sungguh, kamu dan Azka tak pernah aku bedakan.

Lihat siapa yang tiba tiba Datang setelah tiga tahun lebih lamanya menghilang. Azka. 

Apa yang Ingin dia lakukan?


****


-KEIRA-

Setelah lebih dari tiga tahun menunggumu. mencoba menyapamu hanya lewat doaku. Menghilangkan niatku menghubungimu. memperbaiki diri agar aku bisa mengimbangimu. Akhirnya, kini kau datang kepadaku. Tapi bukan itu yang aku harapkan.

Kau datang untuk memberikan kabar gembira, untukmu. Apa aku harus ikut bahagia melihat orang yang aku harapkan kini menjadi harapan orang yang lebih ber-hak? Aku tau aku yang menaruh besar keinginan itu, tapi aku juga tak bisa mengelak dari rasa itu.

Ya Rabb, sesulit itukah permintaan sederhanaku untuk Kau kabulkan? Aku tau ketetapan-Mu yang Terbaik, tapi aku hanya ingin harapanku juga dapat menjadi rencana yang Kau persiapkan untukku. itu saja. Astagfirullah..

Selamat menempuh hidup baru sahabatku yang akan tetap menjadi sahabat. Andai saja namaku yang ada di undangan itu.


****




-BIA-

Tak biasanya Abangku satu satunya mengajakku bicara serius. Sudah kuduga, ini tak jauh dari urusan menyempurnakan separuh Dari agamaku.. Aku tak begitu terkejut dengan hal ini, mengingat di keluarga ku menikah muda dengan calon yang 'asing' merupakan hal yang wajar, apalagi umurku saat Ini sudah menginjak 22 tahun.

Tapi, apa aku sesiap itu? Apa aku sudah siap mengarungi rumah tangga, merasakan manis pahitnya. Mau menerimanya apapun keadaannya? Mungkin memang aku harus sholat istikharah, meminta sekaligus memantapkan hatiku untuk mengambil keputusan yang akan aku jalani seumur hidupku.


Yusuf? Siapakah dia? Apa dia memang sebaik yang diucapkan Abang? Entahlah, tak pernah terpikirkan.. tapi jujur, sekarang hatiku tak karuan. 


****



-KEIRA-


Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi pernikahanmu Azka. Aku bukan semata-mata ingin menampakkan raga. Aku hanya ingin melawan rasa takutku, bukan takut kehilanganmu, tapi takut aku akan semakin terpuruk tak menerima keputusanmu menikahinya, bukan menikahiku. Aku kuat Azka, buktinya aku datang ke pernikahanmu sebagai Keira, teman kecilmu.. Aku tak dapat berbohong, sebagian hatiku masih tak menerimanya. Aku akan berusaha. tenang Saja. Selamat Azka..

Ada hal yang lebih membuatku gugup. Theo. Iya Theo yang Selama Ini menghilang entah kemana, kini seolah menjadi seseorang yang baru. seseorang yang lebih baik tentunya.. Aku terkejut melihatnya. Tapi sayang, ia hanya menyapaku sebentar lalu meninggalkanku sendirian.

Ada hal yang masih membekas setelah ia pergi, Theo tersenyum kepadaku, mungkin itu senyum terikhlasnya yang pernah aku dapatkan.. Bukan kedamaian yang aku rasa, namun sesak di dada. Dosakah aku meminta senyumannya sekali lagi, Astagfirullah, maafkan hamba-Mu ini yang tak mampu menjaga hati. tapi jujur, aku rindu.. 


Andai waktu dapat kuulang kembali.


****



-KEIRA-

Setelah kejadian itu, kejadian yang mungkin menyakitkan. aku menjalani hari normal kembali dengan senyuman itu yang masih terbayang. mungkin cuma Bia yang mau menampung dan mendengar keluh kesah ku Ini. Aku jadi sering bermain ke rumahnya. Entahlah, kalau di dekatnya aku merasa termotivasi kembali untuk terus memperbaiki diri maupun hati.

Bia pernah cerita mengenai rencana abang nya untuk mengenalkannya kepada seorang yang berniat serius. Tapi hanya sebatas memberi tauku nama calonnya. Namanya Yusuf. selebihnya aku tak tau.

Hari itu, untuk pertama kalinya Yusuf datang ke rumah Bia, begitu yang aku dengar dari ruang tamu. Ah beruntungnya jadi Bia, tanpa merasakan hatinya dipermainkan, tiba tiba ada orang yang berniat melamarnya. Yang mengganjal Dari tadi bukan ke-iri-an ku, melainkan aku seperti mengenal suara itu. Siapa sebenarnya dia?


****


-KEIRA-

Entah aku semakin penasaran dengan suara di balik pintu itu. Aku tak bermaksud menguping, tetapi suaranya terdengar jelas. seperti suara yang sering Kali menemani. Theo. Kebetulan atau tidak, ada yang mengaminkan doaku, umi menelpon mendadak ingin aku segera pulang. Maaf bi, aku hanya ingin memastikannya saja.
.

Aku akhirnya beranjak keluar dari Kamar Bia, melangkah perlahan sembari berdoa, semoga Saja bukan dia. Tapi, sesosok yang sedang duduk membicarakan hal sakral itu tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Theo. iya, seseorang yang belakangan Ini aku inginkan.. kenapa?, kenapa hal itu terjadi Lagi. kenapa aku? Ketika kau melihat sendiri orang yang Kau harapkan sedang merencanakan pernikahan, dengan sahabat mu. Sakitnya mungkin dua kali Dari yang kurasakan sebelumnya.

Ya Allah, kenapa Bia. Kenapa harus dengannya. mungkin aku akan menerima seperti dahulu ketika orang yang aku harapkan bersama orang lain. Tapi bukan ini, bukan bersama Bia. Aku belum siap menerimanya. Lalu apa gunanya aku terus bertakwa jika cobaan dari-Mu terus menimpa. Apa denhan cara itu Kau ingin menunjukkan cinta? Atau Kau hanya ingin mempermainkan hati, menguji persahabatan kami? Aku hanya ingin merasakan anugerah yang Kau berikan juga bisa Kau Izikan.. Serumit itukah permintaan ku? 

Terima kasih telah menguji hatiku sekali lagi.


****

-BIA-



Sejak kejadian itu, Kei seakan menghilang Dari kehidupanku. Pesan dan telpon dariku tak pernah dihiraukannya.. Aku bingung, baru Kali Ini Kei begini. Hingga akhirnya aku tau, Theo yang sering diceritakan dengan antusiasnya bahkan melebihi Azka itu adalah Yusuf. Iya, Theo Yusuf yang datang secara tiba-tiba mendatangi waliku. Aku rasa setiap wanita juga akan merasakan hal yang sama, merasa sangat dihargai ketika seorang pria datang dengan gagahnya menyampaikan niat yang mulia. Akupun tak mengelak, aku tertarik dengannya. walau belum terlalu mengenalnya. Kenapa orangnya harus sama?
.

Sekarang aku harus bagaimana. Kei, maafkan aku. Aku tak pernah tau sebelumnya. aku juga tak pernah menginginkan hal ini bisa terjadi pada kita. .

Ya Allah, Buatlah aku percaya. bahwa kau telah menyiapkan penggantinya. Aku tak meminta lebih baik, bukankah doaku Selama Ini hanya menginginkan sesosok orang yang ketika aku dekat dengannya, tambahlah kecintaan ku pada-Mu yang telah menciptakan kami berdua dengan anugerah seindah itu.. Teguhkanlah hatiku dengan pilihanku Ini.. .

Inilah betapa indahnya Islam mengatur urusan Manusia. Aku yang belum terlalu dalam bermain hati dengannya, akan lebih mudah mengikhlaskannya karena kita belum terikat cinta buta.. .

Kei, aku mengalah bukan karena kalah. Aku hanya ingin kita terus berteman, saling merajut asa agar kelak dipertemukan di surga-Nya.. .

Aku akan kerumahmu, esok. menjelaskan kesalahpahaman ini..


****




-BIA-


Aku memutuskan untuk menyudahinya. Bukan karena aku tak menginginkan, tapi ada hal yang lebih aku khawatirkan. Walau aku tak mempunyai satu alasan untuk menolakmu, Yusuf. Maaf atas keegoisanku. Mungkin Ini memang sudah jalannya. Bukankah, cinta itu selalu sederhana. ini terlalu rumit untuk kusebut cinta. Aku telah menitip surat untuk mu melalui Abangku, bacalah. semoga kamu mengerti apa yang sebenarnya terjadi.. .

Kei belum mau menemuiku walau aku hanya terpisah pintu. Apa yang pikirkan? Apakah aku sejahat itu padanya? Atau sebegitu marahnyakah kepadaku atas hal yang sebenarnya tidak aku ketahui itu. Kamu tau Kei? aku sudah membatalkannya. Demi kamu, kita. Aku hanya khawatir dengan keadaanmu sekarang. Terlebih saat umimu menceritakan semuanya, kemurunganmu mengunci diri belakangan ini. Kau masih mau kan berteman dengan ku? Mungkin kau masih enggan bertemu denganku, ada surat yang juga aku tuliskan untukmu, bacalah. semoga itu mewakili ragaku.
.

Aku tau kamu sebenarnya ingin menemuiku, tapi kamu memutuskan untuk mengikuti rasa malu itu. Kei, Maaf untuk segalanya. Kita hanya salah paham...


****

-BIA-


Selepas dari rumah Kei, aku mengendarai motor dengan perasaan yang berkecamuk. Entahlah, semua ingatan itu berlari lari di pikiranku, tentang Kei, kekecewaan Yusuf, semua berlomba masuk ke pikiranku. Aku sama sekali tak fokus berkendara, setelah nya aku tak tau apa yang terjadi...

Aku tau Rezeki, Kematian ataupun jodoh sudah tercatat rapi bahkan sebelum aku dilahirkan. 
Aku tau, aku tak bisa berbuat apapun untuk mengubahnya, yang bisa kulakukan hanya berusaha, berusaha menjadi hamba-Mu yang takwa. .

Aku tau yang paling dekat yang mengikutiku kemanapun aku melangkah adalah kematian. iya, semua orang akan merasakannya bagaimanapun iya bersembunyi, muda atau tua, tak pernah ada yang tau kapan jadwalnya...

Ya Allah, saat aku akhirnya menemui ajalku, aku hanya ingin mati dalam keadaan berislam. Hingga akhirnya aku bisa menyebut lembut kalimat Syahadat yang aku banggakan untuk terakhir kalinya..


****

-KEIRA-

Mimpi, .
Mimpi itu, senyata itukah sebuah mimpi? Ketika kau tak mampu bernafas, bàhkan setelah kau terbangun dari tidurmu. Aku tak bisa membayangkan hal itu akan terjadi. tidak, bahkan mengatakannya pun aku tak sanggup..

Bia, sahabat macam apa aku ini? Seolah aku tak rela melihatmu bahagia. Keegoisanku menutup segala mata. Seakan hanya aku yang berhak bahagia..

Bia, sahabat macam apa aku ini? Keinginanku yang tak bisa aku kendalikan, menghancurkan kebaikan. kebaikan yang Selama Ini kau tanamkan. kau ajarkan kepadaku..

Bia, sahabat macam apa aku ini? Aku yang bersalah, tapi kamu yang menanggung rasa bersalahku.. Aku tak sepantasnya begini, menangis. Menutupi malu. malu yang telah membutakanku.

Bia, masih pantas kah aku kau panggil sahabat? Setelah semua hal ini terlanjur terjadi.

Bia, Maaf.. Maafkan keegoisanku, maafkan segala sifatku. Aku tak mau kehilangan sahabat terbaikku. Aku seharusnya menerima, menerima segalanya..

Bisakah kita, aku, mengulang waktu? atau memperbaikinya sekali lagi?. Aku mohon,..


****

-KEIRA-

Maaf Bi, aku datang nya sekarang. Aku sebenarnya ingin kesini dari kemarin tapi rasa malu ku lebih besar menutupi. Aku malu bertemu denganmu, aku yang telah merusak rencana baikmu, dengan Theo, teman masa kecilku.

Aku ngga habis pikir, kenapa bisa aku melakukan itu, menghilang darimu, menambah pikiranmu. Kamu ternyata tak berubah, masih seperti Bia yang aku kenal, Bia yang berhati besar, Bia yang bahkan tak pernah terlihat marah di mataku. Aku saja yang tak mencoba berpikir, berpikir untuk menerimanya, aku yang bermasalah, malah lari dari masalahnya.

Sekarang aku ingin menjadi seperti dirimu. Dirimu yang aku kagumi, dirimu yang tulus menyayangi. Menerima segala yang kau punyai. Maafkan aku yang telah menghakimi. .

Aku tak kan bisa memaafkan diriku, ketika aku kehilangan sahabat sepertimu. Kita masih berteman kan Bi? Sekali lagi, maafkan aku atas hal yang terjadi. Aku belum bisa sepertimu, masih butuh bimbinganmu.

Theo berhak memilih, aku akan Ikhlas.


****


-KEIRA-

Aku kembali merasakan, merasa tak mejadi pilihan, bukan dia yang ditakdirkan, untuk menemaniku menyempurnakan iman..

Kali ini air mataku kembali jatuh, tapi sungguh, bukan kesedihan melainkan kebahagiaan. Bagaimana aku tak merasa bahagia, kedua teman ku berada dalam satu pelaminan, mengikat janji suci pernikahan.

Soal perasaanku, benar kata orang. Ketika kita berhasil mendekap kesedihan, saat itulah bahagia bisa kita rasakan. Menerima, hanya itulah yang bisa aku lakukan. Tidak ada kata penyesalan, karena sejatinya menerimalah yang akan melenyapkan keresahan yang mendalam.

Ya Allah, aku tau aku banyak meminta walau sering berdosa, aku tau banyak mengeluh walau tak hatiku makin berkeruh. Tapi aku mohon, izinkan aku juga merasakannya. Merasa menjadi wanita seutuhnya. Aku sadar, bukan dia takdirku, berilah pengganti untuk diriku, yang bisa menuntunku ke jalan-Mu. Aku akan menerima, siapapun yang kelak kau takdirkan untukku, bukankah Kau sebaik-baik perencana? Bukankah Kau yang penuh dengan kuasa? kuasa terhadap hatiku, diriku, dan hati orang yang entah siapa.

Hi Theo, Hi Bia. Selamat, tenang, aku benar-benar bahagia melihat kalian. Selamat :)


****

-KEIRA-

Tentang pilihan, kita bebas memilih. Memilih orang yang kita cintai, atau mencoba membuka hati untuk orang yang mencintai kita. Tapi saat pilihan itu tak ditakdirkan-Nya, kita bisa apa? menerima semua takdir atau terus menerus mengutuk diri pun merupakan pilihan. Pilihan yang akan menentukan jalan hidup.

Kita bebas memilih, tetapi tetap Allah yang berhak menyetujui pilihan yang kita pilih atau diganti dengan yang lebih baik.

Aku menerimanya, memaafkan, memeluk segala kehendak-Nya, menjalani Lagi kehidupan dengan Ikhlas. bukankah mencoba melupakan hanya akan menambah ingatan?

Untuk teman kecilku, terima kasih telah memberi arti, mewarnai jalan cerita hidup ini. kita semua berhak bahagia, bahagia dengan pilihan yag disetujui-Nya.. :)