Rabu, 29 Februari 2012

Senyum Venus


Matahari siang ini tak henti-hentinya memancarkan sinarnya yang mahadahsyat, tetapi cuaca yang kurang bersahabat ini tak mengurungkan niat anggota klub basket untuk terus latihan .
“Venus.. threepoint ven !” teriak Malia dan blashhhhhh bola itu dengan sempurnanya masuk ring .
“weww Venus ! mantaaapp ! ” sorak Ria sambil bertepuk tangan, Venus tersenyum tetapi ia terlihat kurang sehat, ia memegangi kepala dan perutnya, langkahnya gontai, mukanya pucat .
“ehhh knapa lo Ven, sakit ya muka lo pucat gitu ? Ria menghampirinya
“udah nggak usah dipaksain istirahat dulu aja lo yah..” saran Alfi “perlu gue telfonin pacar lo?” sambungnya. Venus menggeleng, dengan papahan Alfi, Venus beristirahat di pinggir lapangan yang teduh dan munculah Mars, pacar Venus . padahal Alfi tadi tidak jadi menghubunginya .
“Ven, kamu kenapa sayang? Tanyanya
“gapapa” jawabnya lemah
“gapapa gimana, mukanya pucat gitu kayak abis ngeliat setan” Mars meletakkan tangannya di kening Venus “panas juga lagi kamu bey, ayook pulang sekarang ya”
“sore aja ya Mars, abis selesai latihan ini, aku kan wonderwoman, kuat” Venus tersenyum, ia merasa rasa sakitnya berkurang jika ada Mars .
“yauda tapi jangan dipaksain main, aku temenin yaa disini, tapi minum obat ini dulu, kayaknya kamu kekurangan darah deh”
“tapi bey..”
“tapi bey kan pahit, itu kan yang mau diomongin,uuhhh udah hafal aku, dasar udah gede masih aja takut minum obat” Venus meminum obat itu, lalu ia memandang kearah lapangan, namun pikirannya melayang-layang, ia lalu pergi ke toilet ditemani Ria .
Sesampainya di toilet, Venus menghela nafas saat melihat gumpalan mirip keju berwarna kuning menempel di celana dalamnya, ia memikirkan yang terjadi pada dirinya, Venus memang tidak pernah memeriksakan diri ke dokter, ia bukan takut sama dokter tapi takut sama diagnosisnya, sebenarnya ia tau itu ciri-ciri penyakit kelamin Candida albicans, sebuah penyakit keputihan yang tidak normal akibat infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans , dan kalau sudah parah bisa jadi pencetus kanker rahim . Venus memang dulu sering mengabaikan kebersihan organ intimnya. Venus takut..takut nerima kenyataan itu dan juga takut merepotkan orang lain . Badan Venus juga sekarang sudah susah diajak kompromi, capek dikit pasti pucat, terus pingsan . Namun sepertinya bukan karena penyakit itu saja, apa ada yang salah juga sama darah yang mengalir di tubuh Venus ?
Venus malu, yaa ia malu, ia kuliah jurusan kesehatan masyarakat, tapi ia sendiri tidak sehat . Venus sakit ! sebuah kenyataan yang pahit .


Venus mencari-cari Mars di kantin kampus, tak lama ia menemukan sosok yang dicarinya
“haii bebey, tumben deh nggak ngerokok abis makan” tegur Venus kepada Mars yang kelihatannya habis makan
“ada yang ngumpetin rokok aku gitu deh bey, ngeselin yahh” jawab Mars, sambil mencubit gemas pipi Venus
“hahahahaa peace !!” Venus mengangkat jari telunjuk dan jari tengah bersamaan .
“hahahaaa udah yuuk pulang, takut kemaleman nyampe rumah” Mars dan Venus lalu menyusuri jalanan ibukota dengan motor sport milik Mars . entah mengapa sepertinya Venus sangat takut kehilangan Mars saat itu, perasaannya tiba-tiba sedih, tapi tidak ia tunjukkan .
“Mars, punya kenalan tukang parkir ga ?
“engga, knapa bey?
“itu pengen minta tolong, hati aku nih kan udah mentok banget di kamu, minta suruh dia jagain supaya tetap begini ”
“eaaaa cewe aku gombal banget hhhaha” Mars tertawa mendengarkan gombalan Venus “nggak perlu tukang parkir, ada Allah yang selalu jagain hati kita” Venus memeluk Mars dari belakang
‘Ya Allah..jika waktunya nanti Kau ingin membawaku kembali, jagalah dirinya, dia orang yang baik ’ doa Venus dalam hati
Untungnya saat itu Mars memakai jaket kulit, kalo tidak ia pasti bisa merasakan tetesan air mata Venus.


Esok harinya Venus dikejutkan sama 3 makhluk centil yang sudah wangi-wangi, kontras banget sama Venus yang baru bangun tidur, iler juga masih lengket
“woy Ven, ayoo bangun, kita shopping yuukk !” seru Alfi
“iyaa, sono cepetan mandi, di Grand Indonesia lagi sale !” sambung Malia
“ho’oh” jawab Venus yang masih ngumpulin nyawa
“yee ni bocah, ayoo cepet mandi” kata Ria sambil nyeret-nyeret Venus masuk kamar mandi


“lahh katanya mau ke GI ko malah lewat sini ?” kata Venus sambil mandangin jalanan ibukota yang macet
“kita mau ke RS dulu, jengukkin temennya ade gue” jawab Alfi
“wahh pasti temen ade lo itu ganteng yaa, ampe lo jengukkin gini, hhaha”
“lumayan, brondong sob! Hahaha”
Mobil Alfi berhenti di RS pondok indah, mereka lalu masuk kedalamnya, menyusuri lorong rumah sakit, tapi mereka bukan menuju bangsal ruang rawat inap melainkan ke ruang pemeriksaan dokter .
“ayoo masuk” kata Malia
“ehh salah ruangan woy, ini bukan ruang rawat inap” seru Venus
“masuk dulu aja deh yukk” Ria mengandeng tangan Venus masuk keruangan itu
“selamat siang, ayoo duduk” kata seorang wanita yang dilehernya tergantung stetoskop
“siang dok”
“ayook diperiksa dulu yaa, kamu pasti yang namanya Venus” sambil menunjuk ke arah Venus
“i-iyaa dok”
“gue sama alfi nunggu diluar yaa, lo ditemenin sama Ria yaa” Malia dan Alfi meninggalkan ruang itu, hening sesaat .
“saya sudah tau sedikit tentang kamu dari keponakan saya, Ria . boleh saya periksa  sekarang?”
Dokter itu pun memeriksa Venus dan ditambah serangkaian tes, Venus ingin secepatnya mengakhiri semua ini, ia berusaha untuk tidak marah dulu ke Ria, Melia dan Alfi dengan ini semua, tidak enak dengan dokternya .
“Begini..” kata dokter itu sambil membenarkan kacamatanya
“maaf  Venus, apa kamu tidak keberatan Ria mendengar diagnosis ini?
“lanjut aja dok, Ria teman baik aku ini” jawab Venus lemas
“menurut serangkaian pemeriksaan tadi, kamu..kamu terkena candida albicans di organ reproduksimu, tapi ini mudah untuk disembuhkan . hmm di dirimu yang parah justru..kamu menderita kelainan darah, Leukimia..”
Tangan gue terasa dingin, Ria menutup mulutnya dengan kedua tangan tanda dia shock mendengar kata tantenya itu .
“ohh gitu, yauda makasia yaa dok” Venus berdiri meninggalkan ruangan itu, pikirannya kacau, ia tidak tau lagi omongan dokter itu selanjutnya, ia sudah tidak peduli
“maksud lo semua apa bawa gue kesini hah! Mau ngeliat gue lemah ! bentaknya
“bukan gitu maksud gue Ven, kita cuma pengen...”
“halahh udahlah, gue nggak suka sama cara yang kayak gini, temen macem apa lo, gue nggak mau.................”
Venus pingsan.


“hauss..” kata gue lemah
“Ven..Venus alhamdulilah akhirnya kamu bangun juga, ini diminum dulu” Mars berada tepat disamping ranjang ini, sepertinya Venus berada dirumah sakit, ia meneguk air yang diberikan Mars sambil menatap pacarnya itu.
“Mars, kamu abis nangis?”
“hah? Aku ? engga, tadi kena debu, payah nih rumah sakit debunya banyak “  jawab Mars berbohong
“masa sih? udah berapa lama aku disini?”
“3 hari Ven”


Seminggu sudah Venus menjalani pengobatan di rumah sakit, selama menjalani pengobatan tersebut Venus selalu ditemani keluarganya, Mars dan juga Ria, Alfi, Malia, Venus sudah memaafkan mereka, toh niat mereka baik, kondisi Venus pun membaik dan ia sudah diperbolehkan pulang, ia pun sudah mulai masuk kuliah lagi.
“Ven, lo nggak boleh kecapean lagi yaa, awas lo ! ancam Malia sambil mengepalkan tangannya
“hhaha iya iyaa wonderwoman mau nyantai dulu deh” jawab Venus
“Ven, pacar tuh! Seru Malia, Mars pun menghampiri mereka .
“Mars, maaf nggak bisa nemenin kamu latihan futsal tadi” sesal Venus
“gapapa sayang, yang penting kamunya kan slalu ada disini nih” Mars menunjuk dadanya .
“aiihhh envy yah sama pasangan ini, mauuuu!” rengek Alfi
“lagian lo udah 4 tahun masih aja belom move on ! “ kata Venus, Mars, Ria dan Malia bersamaan
“wahh sialan lo yaa semua!” Alfi meninju pelan mereka satu-satu.
“Guys, gue sama Venus duluan yaa, mau ke rumah sakit” pamit Mars, Venus hanya tersenyum, senyumnya manis sekali, lebih manis dari biasanya, Mereka berlalu pergi, Ria, Alfi dan Malia masih bisa melihat mereka dari kejauhan, mereka masih bisa melihat Mars yang meraih tangan Venus dan ditaruhnya tangan tersebut ke dadanya, sehingga Venus bisa merasakan detak jantung Mars, Venus tersenyum manis menatap Mars .


Dirumah sakit ternyata sudah menunggu orang tua Venus, Venus pun masuk sebuah ruangan untuk menjalani Kemoterapi, sementara itu orang tua Venus berbicara serius kepada Mars .
“ nggak mungkin om umur Venus tinggal beberapa hari lagi, nggak mungkin!” pekik Mars , Mamanya Venus menangis, Papanya mencoba tegar .
“Om juga nggak percaya dengan ini semua Mars, tapi ini yang dikatakan dokter kepada kami”


Venus menonton pertandingan basket di pinggir lapangan yang teduh, ia tak kuat dengan sinar matahari yang begitu menyengat, wajah Venus terlihat pucat tetapi senyumnya begitu indah, ia bersama Mars, sebenarnya Mars tidak mengizinkan Venus untuk menonton pertandingan ini, tetapi Venus bersikeras untuk melihat teman-temannya bertanding, selama pertandingan tangan mereka selalu mengenggam satu sama lain .
“Mars, tim aku menang ! mereka menang!” seru Venus sambil loncat-loncat kegirangan
“selamat yaa Venus, aku ikut seneng” Mars memeluk Venus, mereka berpelukan tetapi lama kelamaan pelukan Venus melemah, Venus pingsan  .
 “Veeeeeeeeeennnusssssssssssssssssssssss!!!”


Hari ini hujan. Venus meninggal. Mungkin ini jalan terbaik dari Allah untuknya. Mata Mars terlihat sembab, tatapannya menerawang ke arah batu nisan yang bertuliskan ‘Venus Melodisya’ .
Orang tua Venus menghampiri Mars, mereka menyerahkan sepucuk surat berwarna biru, surat itu ditemukan di atas kasur Venus, Orang tua Venus pun lalu pamit pulang, dengan gemetar Mars perlahan membuka surat itu, ia membacanya .

Dear, Mars Arika Yaaqub :)
Heyy caplang, ihh jelek ah kalo cengeng gitu, slow Mars.. aku baik-baik aja disini .
Hmm.. Ternyata Allah tidak mengizinkan aku memilikimu dalam waktu yang lama, sangat singkat sekali rasanya aku merasakan kebahagiaan itu, namun.. aku bersyukur sempat merasakan secicip rasa bahagia ini.
sekarang aku tidak bisa tertawa bersamamu, menertawakan hal konyol yang kita lakukan berdua.
Sekarang  aku tidak bisa membaca  pesan singkat di pagi hari yang berisi kalimat indah yang kamu kirimkan sewaktu aku sudah tertidur.
Sekarang aku tidak bisa memarahimu untuk tidak begadang.
Sekarang aku tidak bisa menyeka keringat di wajahmu saat kamu selesai bermain futsal .
Sekarang aku tidak bisa memanjat pohon jambu di depan rumahmu .
Sekarang aku tidak bisa menyembunyikan rokok milikmu lagi.
Sekarang aku tidak bisa sepayung berdua denganmu lagi dikala hujan .
Sekarang aku tidak bisa mendengar kamu bernyanyi dan menyandarkan kepalaku dipundakmu .
Maafin aku yaa sekarang aku tidak bisa apa-apa, tapi sepertinya aku masih bisa melihatmu dari jauh, jauh sekali..aku pun tidak tahu seberapa jauhnya itu.
Sudah, sekarang hapus cairan yang keluar dari matamu, aku tidak mati, aku hidup bersama senyummu .
Yang selalu menjewer telingamu
Venus

Air mata Mars menetes membasahi surat yang dipegangnya,terasa sesak di dadanya, Mars berkata dalam hati , ‘bukan hanya bersama senyumku, tapi kamu akan terus hidup dan berakar dihatiku..Venus..’

Senin, 13 Februari 2012

olalaaaaaa mahasiswi

Praktek laboratorium wajib pake jas lab, walau gitu harus tetep fashionable kan ? halah gaya beth *lemparipad*


 (unbranded : jas lab, kaos panjang, rok hitam, pasmina , flat shoes : yongki komaladi)






pakai Almamater juga gitu yaa..


terserah deh lo pada mau bilang gue norak atau semacamnya ngeliat gue mamerin jas lab dan almamater kampus gue, tohh gue emang bangga bisa jadi MAHASISWI = MAHA (BESAR) berarti udah gede ! pantes badan gue nambah gede aja menurut timbangan .

lagipula gue satu satunya cucu dari kakek dan nenek gue yang bisa kuliah kayak gini . gue bangga sama bokap & nyokap gue yang uda kerja mati-matian demi biayain kuliah gue . gue bangga mereka tuh kayak SUPERHERO yang kalo di film-film bisa terbang itu, yaa mereka ngebuat gue terbang untuk meraih impian yang masih digantung di langit .
gue akan berusaha sebaik mungkin untuk meraih itu semua .