Sabtu, 31 Oktober 2015

Surat untuk kakak part 3

"Hai kak !"
"Hai !!!"

Lalu kita hanya bisa basa-basi sekenanya
Saat itu kita sama-sama dikejar waktu
Padahal aku ingin sedikit curhat colongan

"Tentangnya?"
"Ya, masih tentang dirinya. Aku memang memalukan."

Sabtu, 17 Oktober 2015

kamu

Seringkali, kita menghabiskan waktu jumpa dengan sekedar bercerita. Bukan. Bukan saling bercerita seperti seharusnya, karena kamu hanya sibuk mendengarkan saja. Aku berceloteh tentang banyak hal, dan kamu tak pernah bosan mendengarkan semua cerita, juga semua doa di sela-selanya.

Terkadang aku memaksamu bercerita. Bercerita tentang apa saja. Semua cerita itu tak pernah benar-benar penting buatku, karena kehadiranmu adalah yang paling penting, dan mencintaimu tetaplah menjadi bagian terfavoritku dari semua cerita. Karena bahagia selalu sederhana. Bahagia menuliskan tiap lembar yang tersisa pada buku harianku dengan seluruh cerita-ceritamu, lalu menyelipkan beberapa bagian penting di dalamnya; sepertiga dengan namamu, sepertiga dengan namaku, dan sepertiga lagi dengan doa tentang kita. Tanpa perlu dipisahkan dari masing-masing bagiannya.

Minggu, 11 Oktober 2015

Nostalgia

Kerinduan ada kalanya datang tanpa diminta
Senyum tak terasa terkembang karena nostalgia

Ketika "Yahhh aku lupa bilang kalo nggak pakai bawang goreng" lalu disusul merengutnya bibir ini.
"Sini bawang gorengnya ke aku-in aja" sambil menyodorkan piringnya "bawang itu pencegah kanker loh, kamu kok malah nggak suka" lanjutnya

Atau "Tugasnya ini aja kan? Kerjain bareng yuk"

Atau "Hei jutek, malem ini mau aku nyanyiin lagu apa?"

Atau "Aku bikin desain band kesukaan kamu loh, mandi dulu sana nanti baru dilihat ya"

Atau "Nih sedotannya aku ambilin dua, satunya buat minum, satunya lagi buat kamu gigitin . Tapi jangan jadi kebiasaan ya, jorok"

Atau ketika wajah kita sedekat saat kamu memasangkan helm kepadaku, *klik* helm memang terpasang, tapi nafasku seperti terhenti sesaat

Memang, lelaki dalam kehidupanku tidak banyak, hanya 5 itu juga tidak sampai bertahun
Yang aku tau, mereka menjadikan aku yang hari ini

Rabu, 07 Oktober 2015

Selera Humor-Nya

"Gue kayak ngebuang emas" ujar seorang teman ditemani segelas es bertabur kiwi di sebuah resto "Lho? Kenapa?" "Dulu gue ngga yakin sama mantan, karna agamanya agak lemah & kurang dewasa, dia nurut banget sama gue"
"Lalu?" "Lalu gue berdoa, mintalah gue biar bisa jatuh cinta lagi pada yang agama kuat & lebih dewasa, tapi...
"Tapi?" "Jatuh cintalah gue dengan yg lebih dewasa, tapi cuek dan agamanya memang kuat, tapi ..." kata-katanya agak tersendat
".....tapi kita nggak seagama ay"

Temanku ngambek karena aku tertawa sejadi-jadinya, 
"Benar-benar humor semesta :) lain kali kalo mau doa yang spesifik dong lo" jawabku kegelian
"Minta yang agamanya kuat & seagama, minta yang dewasa & perhatian. Sebab kadang Allah dan selera humornya memang datang tanpa permisi"