Selasa, 25 Agustus 2015

Bagaimana sanggup

Aku bodoh sekali pernah berkata 
"Sebaik-baiknya cinta adalah yang menyembuhkan luka lalu membalutnya dengan kegigihan bertahan"
Ternyata salah! kegigihanku, keegoanku malah membuat aku mati 
Benar teman ia, tak mampu menjadi kassa
Ia tetap menjadi duri dalam genggaman

Aku melepasnya
Aku tak akan lagi menghitung hari kepergiannya
Akupun telah mengencangkan tali sepatu
Aku tak mau mati sekali lagi

Hai sahabat cantikku, sekarang mari kita berbincang
Perbincangan mengenai hubungan LDRmu yang baru saja usai
Entahlah aku ini memang tak bersahabat dengan jarak
Pernah aku dengar ungkapan
"Distance means nothing as long as both of you still have each other"
okelah, tapi bagaimana perjuangannya untuk tetap saling memiliki?

Jujur, aku salut padamu
Bagaimana sanggup tak berkata sakars saat ia tak menghubungimu selama itu
Bagaimana sanggup tak berpikiran skeptis saat ia bahkan menghapusmu dari kontaknya
Bagaimana sanggup memaafkan laki-laki itu lagi dan lagi
Bagaimana sanggup menerimanya kembali dalam genggammu

Akupun lupa sudah berapa kali kamu menyudahi lalu memulai lagi dengannya
Namun, kali ini kamu benar-benar menyudahinya
Aku jahat sekali sahabatku, aku tertawa saat mendengar bahwa kalian sudah selesai
Hahaha ampuni akuuu !

Tebakanku, pasti kamu sudah sampai titik lelah ya? 
Lelah setelah berjuang sendirian memangkas jarak
Bukan jarak kilometer tentunya, tapi jarak hatimu dengannya
Yang ku tahu sekarang kamu berusaha merelakannya semua takdir padaNya
Itu lebih baik, akupun sedang melakukan hal yang sama

*Surat balasan untuk sahabatku, Ika . Dialog Sunyi " Ego "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar